A. Pengertian Supervisi
Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling).
Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatanpengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan- kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari.
Supervisi Pendidikan
Adalah pengawasan atau pembinaan proses kegiatan pemebelajaran dengan mengacu pada system dan mekanisme.Supervise Akademis
Menekankan pada asppek-aspek akademis, yaitu secara langsung berkeanaan dengan proses belajar mengajar pada waktu siswa dalam waktu pembelajaran
Supervise Administrasi
Menekankan pada apek-aspek admisnistrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran.
B. Prinsip-prinsip Supervisi
Seorang Supervisor apakah dia kepala sekolah, pemilik sekolah atau pengawas dalam melaksanakan supervisi hendaknya berlandaskan pada prinsip-prinsip supervisi. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diterapkan adalah sebagai berikut:
- Ilmiah (scientific) berarti :
- Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur ,berencana dan berkelanjutan.
- Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan hasil observasi nyata. Kegiatan-kegiatan perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian kebutuhan-kebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan guru, bukan berdasarkan tafsiran pribadi.
- Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberikan inforasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
- Demokratis, artinya menjunjung tinggi azas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
- Kooperatif, maksudnya kerjasama seluruh staf dalam kegiatan pengumpulan data, analisa data serta perbaikan serta pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan cara kerjasama seluruh staf sekolah.
- Konstruktif dan kreatif. Membina inisiatif guru dan mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan bebas mengembangkan potensi-potensinya. Supervisor perlu menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip tersebut diatas.
C. Fungsi Supervisi Pendidikan
Dalam pelaksanaannya, supervisor pendidikan perlu memahami fungsi-fungsi supervisi yang merupakan tugas pokok sebagai supervisor pendidikan. Fungsi-fungsi utama supervisi pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan inspeksi
Sebelum memberikan pelayanan terhadap guru, supervisor perlu mengadakan inspeksi terlebih dahulu. Inspeksi tersebut dimaksudkan sebagai usaha mensurvei seluruh sistem pendidikan yang ada guna menemukan masalah-masalah , kekurangan, baik pada guru, murid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pendidikan, metode mengajar, maupun perangkat lain di sekitar keadaan proses belajar mengajar.
Sebagai fungsi supervisi, inspeksi harus bersumber pada data yang aktual dan tidak pada informasi yang sudah kadaluarsa.
2. Penelitian Hasil Inspeksi berupa Data
Data tersebut kemudia diolah untuk dijadikan bahan penelitian. Dengan cara ini dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan penyelenggaraan pemberian bantuan kepada guru, sehingga supervisi dapat berhasil dengan memuaskan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan supervisi sekurang-kurangnya adalah :
- Menemukan masalah yang ada pada situasi belajar mengajar
- Mencoba mencari pemecahan yang diperkirakan efektif
- Menyusun program perbaikan
- Mencoba cara baru, dan
- Merumuskan pola perbaikan yang ada standar untuk pemakaian yang lebih luas.
Kegiatan penilaian berupa usaha untuk mengetahui segala fakta yang mempengaruhi kelangsungan persiapan, penyelenggaraan, dan hasil pengajaran.
4. Latihan
Berdasarkan hasil penelitian dan kemudian diadakan latihan. Pelatihan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya perbaikan dan atau peningkatan. Hal inipun bisa sebagai pemecahan atas masalah-masalah yang dihadapi. Pelatihan ini, dapat berupa lokakarya, seminar, demonstrasi mengajar, simulasi, observasi, saling mengunjungi atau cara lain yang dipandang efektif.
5. Pembinaan
Pembinaan atau pengembangan merupakan lanjutan dan kegiatan memperkenalkan cara-cara baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-guru memecahkan masalah dan kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru.
D. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik. N.A. Ametembun (1981:28) merumsukantujuan-tujuan supervisi pendidikan dengan memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya khusus, sehingga dapat membantu mencari dan menentukan kegiatan supervisi yang lebih efektif. Adapun tujuan-tujuan itu adalah :
- Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan tsb.
- Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.
- Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.
- Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif , serta memperbesar kesediaan untuk tolong-menolong.
- Memperbesar ambis guru-guru untuk meningkatkan mutu layanannya secara maksimal dalam bidang profesinya(keahlian) meningkatkan ‘achievement motive’.
- Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah pada masyarakat dalam mengembangkan program-program pendidikan.
- Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan peserta didik, dan
- Mengembangkan ‘esprit de corps’, guru-guru yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan(kolegialitas) antar guru-guru.
E. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok (group techniques), maupun secara perorangan (individual techniques), ataupun dengan cara langsung atau bertatap muka dan cara tak langsung atau melalui media komunikasi (visual, audial, audio visual.
Beberapa teknik supervisi yang dapat digunakan supervisor pendidikan antara lain :
- Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar di kelas.
- Pertemuan pribadi antar supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru.
- Rapat antara supervisor dengan para guru di sekolah, biasanya untuk membicarakan masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan dan atau peningkatan mutu pendidikan.
- Kunjungan antar kelas atau antar sekolah merupakan suatu kegiatan yang terutama untuk saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha-usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar.
- Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja pemilik, kelompok kerja kepala sekolah serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan guru dan sebagainya. Pertemuan-pertemuan tersebut dapat dilakukan oleh masing-masing kelompok kerja, atau gabungan yang terutama dimaksudkan untuk menemukan masalah, mencari alternatif penyelesaian, serta menerapkan alternatif masalah yang tepat.
F. Jenis-jenis Supervisi
1. Supervisi kelompok
supervisi kelompok muncul sebagai reaksi terhada kesalahan-kesalahan supervisi individual. Kelemahan supervisi individual ini terutama terletak pada kekurangsempurnaan dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh guru. Masalah-masalah tersebut hanya diselesaikan berdasarkan pandangan supervisor dan guru tersebut. Padahal supervisor dan guru itu pada umumya ahli pada bidang tertentu saja. Kelemahan yang lain ialah berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan. Penylesaian masalah individual sudah jelas memakan biaya lebih banyak daripada masalah kelompok, sebab supervisi indivudual diadakan jauh lebih sering dibandingkan supervisi kelompok pada sekolah yan sama dengan permasalahan yang sama.
Mengajar secara kelompok ( team teaching ) merupakan langkah awal dalam supervisi kelompok. Dalam pengajaran seperti ini, beberapa orang guru akan mengajarkan suatu bidang studi bersama masing-masing guru memberikan satu aspek tertentu dari bidang studi itu kepada para murid. Sehngga bidang studi itu dengan seluruh aspeknya bisa diterima dengan relatif sempurna oleh murid-murid. Sebab masing-masing aspek diberikan oleh guru yang ahli dalam aspek itu ( made pidarta, 1992: 245 )
2. Supervisi klinis
Adheson & Gall menyatakan bahwa supervisi klins ialah proses membina guru untuk memperkecil juragan antara perilaku mengajar nyata dengan prilaku mengajr seharusnya atau yang ideal (Tim Dosen,1989). Sementara itu Lucio ( 1979 : 20 ) membatsi maksud supervisi klinis hanya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah preforma mereka agar cocok dengan inovasi itu.Sama halnya dengan mendiagnosis orang sakit, maka guru pun dapat didiagnosis dalam proses belajar mengajar, untuk menentukan aspek-aspek mana yang membuat guru itu tidak dapat mengajar dengan baik.
Sumber-sumber:
- Sutarsih, cicih. 2011, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
- Mukhtar, 2013, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Referensi.