Pada hari jumat lalu tepatnya tanggal 17 april 2015, BEM UNJ melaksanakan salah satu rangkaian PKMU (Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Universitas). Acara ini merupakan rangkaian pertama dari tiga rangkaian yang akan dilaksanakan. Acara yang mengambil tema "Leading the change" ini merupakan rangkaian acara tahunan yang rutin dilaksanakan oleh BEM UNJ. pada rangkaian pertama ini acara dilaksanakan di kampus D Halimun Universitas Negeri Jakarta. Namun sayangnya saya selaku peserta tidak dapat hadir secara langsung di acara ini karena terhalang jadwal kuliah yang sudah habis jadwal "bolos"nya.
Review yang saya tulis ini bersumber dari hasil review peserta lain serta pres release yang ditulis oleh panitia BEM UNJ sendiri.
Rangkaian pertama PKMU ini dimulai dari pembahasan manajemen isu yang dibawakan oleh Defrizal Siregar, ketua BEM UNJ periode 2003-2004. Ketika membawakan sebuah materi, kak Defrizal tidak terlalu menjabarkan apa itu manajemen isu dan apapun yang berkaitan dengan manajemen isu tersebut, namun beliau memandu kami dalam bentuk kelompok untuk mendiskusikan apa itu manajemen isu lalu mempresentasikannya. Dari hasil diskusi yang kami peroleh, manajemen isu adalah suatu sistem untuk memahami dan mengendalikan isu. Isu yang ada ternyata memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap suatu objeknya. Dampak tersebut dapat berupa peluang kejadian maupun bencana. Isu yang berdampak sebagai peluang kejadian dapat dibuktikan dari kejadian yang baru-baru ini misalnya, yaitu kematian seorang karena di begal.
Lalu pembahasan berikutnya ialah Rekayasa Sosial yang disajikan oleh Adam Ilham. Setiap perubahan sosial dimulai dengan mengarahkan perhatian kita tidak lagi pada perubahan individual namun pada pencapaian perubahan sosial. Adanya gejala problem sosial yang dikarenakan gep antara kondisi faktual tidak berjalan sesuai kondisi yang diharapkan, disinilah muncul adanya rekayasa sosial sebagai proses perancangan untuk menuju tatanan masyarakat yang diharapkan. Yaitu pencapaian kesejahteraan, kemandirian, dan keterbukaan yang mampu mengatasi problem-problem sosial tersebut.
Intinya ita sebagai mahasiswa harus lah memiliki wawasan yang luas sehinga tidak ikut terlarut oleh rekayasa-rekayasa sosial yang diciptakan untuk menggulingkan kebenaran. Kita sebagai mata rakyat harus dapat memandu rakyat agar mereka senantiasa mendapatkan hak-hak mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar