Jumat, 13 September 2013

PERENCANAAN PENDIDIKAN

A. Perencanaan, Manajemen, dan Administrasi

Pengertian Perencanaan

Dalam ilmu menejemen menjelaskan bahwa salah satu fungsi pokok manajemen adalah perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen menjelaskan bahwa fungsi pokok manajemen terdiri dari perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.

Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai berikut :
“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk menc“apai tujuan perusahaan secara menyeluruh.”

Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan menggunakan beberapa aspek yakni :

1.     Penentuan tujuan yang akan dicapai.
2.     Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
3.     Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternative yang dipilih.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, perencanaan pendidikan merupakan langkah utama yang sangat penting. Karena perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mengarahkan dana dan tenaga yang terbatas, sehingga dapat menyumbang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara maksimal. Pentingnya perencanaan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut, perencanaan pendidikan:

1.     Merupakan usaha untuk menetapkan atau memformulasikan tujuan yang dipilih. Oleh karena itu  perencanaan dapat memberikan arah usaha pendidikan dengan jelas.
2.     Memungkinkan kita dapat mengetahui sampai dimana tujuan pendidikan yang ditetapkan telah dicapai.
3.     Memudahkan kita untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
4.     Memungkinkan kita untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan kurikulum, kita mempunyai kecenderungan untuk selalu menambah jumlah dan jenis matakuliah dari yang sudah ada.

B. Konsep Dasar Pendidikan

Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.

Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak, pen) dan ‘Agoge’ yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang (pemuda, pen) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak (siswa, pen) ke dan dari sekolah. Perkataan paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.

Banyak rumusan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

a)     John Dewey:  Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia. 
b)    JJ. Rouseau: Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa. 
c)     M. J. Langeveld: Pendidikan merupakan setiap usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi dan membimbing anak ke arah kedewasaan, agar anak cekatan melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

Menurut Langeveld pendidikan hanya berlangsung dalam suasana pergaulan antara orang yang sudah dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti : sekolah, buku model dan sebagainya) dengan orang yang belum dewasa yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan dapat dinyatakan sebagai suatu sistem dengan komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi minimal sebagai berikut:

a.     Individu peserta didik yang memiliki potensi dan kemauan untuk berkembang.
b.     Individu peserta didik yang mewakili unsur upaya sengaja, terencana, efektif, efisien, produktif dan kreatif.
c.      Hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dapat dinyatakan sebagai situasi pendidikan.
d.     Struktur sosiokultural yang mewakili lingkungan.
e.      Tujuan yang disepakati bersama.

C. Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan, menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, mengidentifikasi prasyarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menetapkan cara yang efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar memiliki kompetensi sosial dan individual secara maksimal.

Secara sederhana dikemukakan oleh coombs (1970) sebagai aplikasi analsis rasional dan sistematik dalam proses pengembangan pendidikan yang bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pendidikan baik tujuan yang berhubungan dengan anak didik maupun masyarakat.

Beberapa definisi perencanaan pendidikan dari beberapa ahli lain seperti:
   a Menurut Prof. Dr. Yusuf Enoch, Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang                            mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang                                       diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-             kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
a Menurut Beeby, C.E, Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
a Menurut Guruge (1972), Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
a Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975), Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
a Menurut Coombs (1982), Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.

Dari beberapa definisi  para ahli  diatas  dapat  dipahami  beberapa unsur penting yang terkandung dalam perencanaan pendidikan itu :
a.     Penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan.
b.     Proses pembangunan dan pengembangan pendidikan.
c.      Prinsip efektivitas dan efisiensi.
d.     Kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat.

D. Analisis Posisi Perncanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan pada dasarnya berpusat pada tiga komponen utama, yaitu:
1.     Perencanaan itu menunjukan tujuan apakah yang harus dicapai.
2.     Bagaimana perencanaan itu dimulai.
3.     Bagaimana cara mencapai tujuan yang harus dicapai.

Pernyataan pertama, mempersoalkan tujuan yang merupakan titik usaha yang harus dicapai. Tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa tujuan kegiatan pembangunan pendidikan akan tidak terarah dan tidak terkendalikan. Tuuan merupakan cita-cita (harapan) atau visi atau misi atau sasaran dan merupakan hal yang absolut dan tidak dapat ditawar.

Pernyataan kedua, mempersoalkan titik berangkat pembangunan, sebab pembangunan harus dimulai dari titik berangkat yang pasti dalam arti tidak dimulai dari nol sama sekali tapi dimulai dari tingkat yang sudah dicapi selama ini. Titik berangkat haruslah ditentukan berdasarkan evaluasi atau kajian terhadap yang telah diperbuat bukan apa yang harus diperbuat.

Pernyataan ketiga, merupakan alternatif cara atau upaya untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan, kebijakan atau bahkan strategi yang kemungkinannya amat banyak tergantung kepada kemampuan untuk memilih mana yang paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

E. MEKANISME PERENCANAAN PENDIDIKAN

Perencanaan pendidikan terdiri atas beberapa jenis, tergantung dari sisi mana dilihatnya. Dari tinjauan tataran dan cakupannya, perencanaan pendidikan ada yang bersifat nasional atau makro, adapula yang bersifat daerah atau regional, ada juga yang bersifat lokal dan ada pula yang bersifat kelembagaan antar institusional bahkan operasional.

Ditinjau dari segi metodologi ,perencanaan pendidikan itu dapat disebut rational dan systematik planing karena perencanaan ini menggunakan prinsip prinsip dan teknik teknik berpikir sistematis dan rasional ilmiah .prinsip system dan rational jelas terlihat dalam planning seperti di atas .pada kenyataan saat ini ,kebanyakan negara berkembang saat ini terdapat kesenjangan antara the myth planning the dan realty of the plan.kesenjangan ini terutama di sebabkan oleh keengganan administrator dan politisi untuk terlalu terikat kepada planning yang sudah ada ,karena Rational planning ternyata terlalu ketat hingga planning kehilangan kemampuan nya untuk merespon

a.     Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional. Mencakup seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau membangun bangsa termasuk seluruh jenjang, jenis, dan isinya.
b.     Perencanaan pendidikan regional. Adalah perencanaan pada tingkat daerah provinsi dan atau kabupaten atau kota yang mencakup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah atau provinsi itu.
c.      Perencanaan pendidikan kelembagaan. Adalah perencanaan pendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikan terterntu saja, seperti: perencanaan sekolah, atau perencanaan universitas, pusdiklat, dsb.
d.     Perencanaan pendidikan terpadu atau intergrated educational planningMengandung arti bahwa perencanaan pendidikan itu mencakup seluruh aspek esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasa perencanaan pembangunan nasional.
e.      Perencanaan pendidikan komperhensif . Mengandung konsep keseluruhan yang disusun secara sistemik dan sistematik.
f.       Perencanaan strategik. Adalah perencanaan yang mengandung pendekatan strategic issues yang dihadapi dalam upaya membangun pendidikan.

Secara sederhana proses perencanaan terdiri atas beberapa komponen utama yang esensial secara prinsipil tidak dapat ditinggalkan.  Komponen-komponen itu adalah sebagai berikut:
1.     Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikan periode sebelumnya sebagai titik berangkat perencanaan.
2.     Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yang merupakan arah yang harus dapat dijadikan titik tumpu kegiatan perencanaan.
3.     Rumusan kebijakan atau posisi yang kemudian dapat dijabarkan kedalam strategi dasar perencanaan yang merupakan respon terhadap cara mewujudkan tujuan yang ditentukan.
4.     Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasi prioritas yang ditetapkan.
5.     Schedulling.
6.     Implementasi rencana.
7.     Evaluasi dan revisi.



Sumber-sumber:

Syaefudin, Udin. 2005. Perencanaan Pendidikan . Jakarta: Rosda






Tidak ada komentar:

Posting Komentar